Pengaruh ASI dan Susu Formula Terhadap Perkembangan Saluran Cerna Bayi

Air Susu Ibu (ASI) sudah jarang diberikan para ibu untuk bayi-bayi mereka yang baru lahir. Mereka cenderung memberikan susu formula untuk bayinya, tapi tahukah bahwa ASI berbeda dari susu formula? Kemampuan untuk melacak gen apakah yang bekerja pada saluran cerna bayi, telah membuat tim peneliti dari Universitas Illinois untuk membandingkan perkembangan awal dari bayi-bayi yang diberikan ASI dengan bayi-bayi yang diberikan susu formula, dan hasil penelitian mereka menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas of Illinois, yang dipimpin Profesor Sharon Donovan, menunjukkan bahwa ASI bisa menginduksi jalur pembentukan gen yang berbeda pada bayi-bayi yang baru lahir apabila dibandingkan dengan bayi-bayi yang diberikan susu formula. Dan sampai sekarang belum ada susu formula yang bisa menyamai ASI dalam pembentukan gen-gen tersebut.

Walaupun bayi-bayi dalam kedua kelompok studi tersebut nampak sama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, peneliti mengetahui bahwa bayi-bayi yang diberikan ASI memiliki risiko sakit lebih rendah yang dikarenakan adanya komponen imun-protektif pada ASI.

Pada perkembangan saluran cerna bayi yang baru lahir, ASI pun memiliki peran yang tidak kalah penting. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ASI memberikan efek yang baik dalam perkembangan saluran cerna, khususnya pada usus. Hal ini ditunjukkan pada penelitian terhadap sel-sel usus yang diisolasi dari feses bayi, 12 bayi yang dberikan ASI dan 10 bayi yang diberikan susu formula, siklus sel-sel usus yang berlangsung hanya tiga hari ini dapat memberikan gambaran bagaimana perkembangan jutaan sel-sel usus dari mulai yang sederhana sampai sel-sel yang telah terdeferensiasi dan telah menunjukkan fungsinya terlihat bahwa perkembangan sel-sel usus bayi yang diberikan ASI lebih baik, di mana hal ini sangat penting karena saluran cerna pada bayi akan berkembang secara signifikan karena adanya respons makanan.

Perkembangan sel-sel usus ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan bakteri di saluran cerna karena seiring pertumbuhannya maka bakteri juga mulai muncul dalam saluran cerna bayi, sehingga saluran cerna perlu belajar dalam mengenali bakteri dan virus yang tidak baik bagi saluran cerna.

Dan yang tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan bayi adalah kemampuan saluran cerna dalam mengenal protein makanan sehingga tidak mengenalnya sebagai benda asing dan membentuk respons imun terhadapnya, karena apabila tahap ini terganggu maka bayi bisa mengembangkan dan mengidap alergi terhadap makanan berprotein.

Potensi lain yang tidak kalah penting secara klinis dari perkembangan bayi adalah gen yang sering muncul (terekspresi) pada kelompok bayi yang diberikan ASI adalah gen yang berpengaruh terhadap respon sel terhadap kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen merupakan salah satu faktor yang berperan dalam perkembangan necrotizing enterocolitis (NEC), semacam gangrene pada usus yang dapat berakibat fatal terhadap bayi prematur.

NEC merupakan penyebab utama penyakit dan kematian pada bayi yang baru lahir prematur, dengan kejadian 2.500 kasus yang dilaporkan per tahunnya di AS dengan tingkat kematian mencapai 26%.

Sumber:
Chapkin RS, Donovan SM, et al. 2010. Noninvasive stool-based detection of infant gastrointestinal development using gene expression profiles from exfoliated epithelial cells. American Journal of Physiology, Gastrointestinal and Liver Physiology. 2010

0 komentar:

Posting Komentar